Setelah bermacam-macam drama episode sebelumnya yang benar-benar full of sadness, episode kali ini benar-benar membuat saya kekenyangan dengan kebahagiaan, tidak berhenti-hentinya saya tersenyum tersipu malu akan kedekatan kun Jeng dan Pat, mereka sangat dekat, romantis dan cocok. Semua kisah keromantisan sangat terakumulasi di episode kali ini, saya juga menyukai episode kali ini karena mempunya life meaning yang kuat, terutama tentang bentuk "on-hold relation" atau mungkin bisa dibilang "beristirahat dalam hubungan", scene seperti ini seolah-olah menggambarkan bahwa berpisah itu tidak selalu memberikan hal negatif, bahkan berpisah malah lebih menguatkan hubungan setelahnya. Series ini juga sangat natural menggambarkan itu, para tokoh seperti benar-benar sudah berpisah sejak lama, ekspresi dan reaksi mereka yang saling canggung sangat dapet banget di sini dan saya sangat menyukainya. Banyak yang mengatakan bahwa episode kali ini sangat lama, menurutku memang benar ; Namun, sebenarnya durasinya hampir sama saja - yang membedakan mungkin karena episode kali ini mempunyai scene-scene yang krusial, membuatnya terasa sangat lama, sangat terasa dan penuh esensial. Hal lain yang saya suka adalah, Jeng dan Pat mengingat masa lalu mereka ketika mereka sudah bersama, itu sedikit bring back the old memories ketika saya menonton mereka di episode-episode awal, sangat menggemaskan dan saya selalu menantikan series ini rilis setiap minggu, tepatnya hari selasa malam ; walaupun akhirnya saya selalu menontonnya di rabu malam karena selasa malam sudah terlalu larut dan saya sudah tidur. Episode kali ini adalah episode penutup terbaik yang dapat menghilangkan trauma episode 11 yang terasa sangat menyedihkan, Series ini menurutku harusnya punya rating bagus, namun scene masalah yang terlalu lambat di episode sebelumnya mungkin menjadi penyebab series ini turun rating. Hal yang kurang dari series yang satu ini adalah tentang orang tua Jeng terhadap Pat, ini menggantung. Selain itu kisah Jaab dan Jane berakhir tidak jelas, bahkan mereka tidak diberikan sedikitpun ruang untuk tampil di episode kali ini, sangat disayangkan, tapi tidak masalah sih menurutku ya, karena di awal episode kali ini sudah ada clue bahwa Jane sudah bisa menerima Jaab kembali. Intinya saya sangat suka series ini, saya akan membuat list bL terbaik yang saya tonton tahun ini di list, dan saya pasti memasukan step by step menjadi salah satu dari 10 besar bL terbaik saya. Saya masih berharap ada season 2 untuk Step by Step.
Episode enam berlalu, dan sebenarnya aku tidak begitu mengerti dari esensi dan latar belakang cerita di series ini ; walaupun beberapa di jelaskan dalam runtutan silhuette 2 dimensi oleh series ini mengenai latar belakang karakter dan apa yang mereka pertanyakan. Di mulai dari Hira yang menyukai Kiyoi tanpa alasan, sikapnya yang aneh dan sepertinya sangat susah bersosialiasi atau tampil di depan banyak orang. Lalu dilanjutkan dengan time-skip kemudian Hira diperkenalkan dengan seseorang bernama Koyama, tiba-tiba series berubah POV ke sudut pandang Kiyoi, dan ternyata Kiyoi menyukai Hira juga. Semua hal berisi monolog-monolog penuh melodrama, dan episode enam berakhir dengan kebersamaan, apakah ini hanya sekedar romansa cinta yang tertahan saja? entah... Sikap Kiyoi yang terlalu mendominasi sejujurnya saya tidak menyukainya,sedangkan sikap Hira yang pendiam, tertutup dan sering gugup juga saya kurang begitu menyukainya. Walaupun seperti itu, series ini punya runtutan scene yang lumayan bagus. Jika melihat series lain seperti Kieta hatsukoi, Series ini sangat jauh berbeda - dan sejujurnya saya lebih suka series bL seperti kieta hatsukoi dibandingkan series yang satu ini. =ini opini pribadi= ; saya fikir saya tidak akan melanjutkan ke season 2-nya, saya merasa tidak tertarik untuk melihat keduanya lagi.
Episode kali ini menurutku sangat kental romansanya, baik untuk Shao dan Brigg, maupun untuk Weston dan temannya. Georgia pun di sini sudah mulai menjadi tokoh penting. Shao dan Brigg memulai debut mereka dalam berrelasi, walaupun masih hidden relation, untuk Luis sendiri saya tidak bisa menebak apakah dia benar-benar tidak menyukai pernikahannya atau bagaimana, karena perasaannya berubah-ubah dan dia seperti tidak memikirkan apapun tentang itu, untuk Weston dan temannya sendiri, mereka menjadi yang terpanas di sini, apalagi ketika Luis membawa Weston ke acara club malam luis, gokil sih ini panas banget untuk sekelas series youtube. saya tidak sabar menunggu episode selanjutnya minggu depan. satu hal lain, entah kenapa saya merasakan bau bau bad ending ya? wkwkwk
Sudah dua episode saya tonton malam ini, karena jujur sebelumnya saya hanya menonton 1 episode perhari, namun hal ini terasa seperti "hah? terlalu pendek" jadi malam ini saya akan menonton tiga episode. Salah satu scene yang saya sorot adalah hubungan Shao dan adiknya, ini sangat mengharukan dan saya menyukainya. Entah kenapa scene ini menjadi scene paling indah dibandingkan scene lainnya sepanjang episode sampai saat ini. Hubungan adik Shao dengan teman kuliahnya-pun sangat bagus menurutku pribadi ya, ceritanya sangat natural dan alurnya benar-benar dibuat perlahan-lahan, latar belakang cerita mereka juga lumayan bagus dan bikin penasaran juga. Episode kali ini juga membahas mengenai perasaan aneh yang dirasakan Shao, saya fikir sebentar lagi, series ini sudah memasuki tahap isi cerita, dan mulai memasuki tahap-tahap yang paling bagus. Saya akan melanjutkan episode 6-nya.
Dari episode kali ini, para main-role sudah memulai kedekatan mereka, baik untuk Shao dan briggs, adiknya shao, bahkan weston. Series ini menurutku latar belakang ceritanya kuat dan bagus, namun sayang, entah kenapa penyampainya menurutku agak kurang dan terlihat seperti terlalu cepat, detailnya menjadi berkurang dan agak sulit dilihat keindahan ceritanya. Saya fikir jika series ini dibuat lebih panjang durasinya, ini bisa menjadi lebih baik. Mungkin salah satu alasannya adalah karena mungkin "modal"nya untuk series ini sepertinya memang "sesuai budget banget" mangkanya diperlukan durasi pendek dan beberapa hal yang harus di"cut". Beberapa scene memperlihatkan kecemburuan Brigss kepada Shao, ini sangat menggemaskan. Series ini seperti memperkuat latar belakang cerita mengenai "perjodohan". Dan secara perlahan memperlihatkan bahwa jatuh cinta itu adalah hal yang amat random. Saya akan menonton episode 5 nya.
Episode kali ini membahas mengenai "tahap awal perkenalan" Shao Chen dan Briggs, entah kenapa mereka dekat begitu saja di sini, detailnya menjadi sangat berkurang, saya tau series ini punya durasi yang pendek, namun cara seperti ini terlihat seperti "too much cut scene" that we "don't know" gtu ; seolah-olah seperti banyak scene di belakang layar atau gambaran dari imajinasi mereka mengenai scene-scene yang tidak ada itu. Selain itu, adiknya Shao pun baru saja ketahuan bahwa dirinya Gay. Ok, dari segi dialog mudah dimengerti ya, beberapa scene juga cukup bagus, mungkin satu dari segi alur aja sih yang terlalu kecepetan. Well ; ga sabar nonton episode 4 nya ;)
Episode kali ini menurutku masih dalam tahap orientasi, namun orientasi tentang konflik. Episode kali ini menjelaskan tentang latar belakang cerita ; tentang mau dibawa kemana series ini nantinya. Menurutku sangat okey ya bentuk dialog dan alur ceritanya. Walaupun banyak yang berkata mengenai "low budget" untuk series ini, saya pikir - memang iya, tapi menurutku series ini tidak low quality, series ini bahkan menampilkan sesuatu hal yang bagus dan luar biasa, seperti contohnya pemilihan aktor dan cerita yang disuguhkan, menurutku sudah sangat baik di kelasnya. Ada beberapa scene memang agak mengganggu namun saya fikir tidak masalah ya karena "justru" lebih bagus mengangkat topik-topik yang agak sensitif seperti itu, ini adalah sesuatu hal yang unik - namun tidak semua orang mungkin menyukainya. Mungkin hanya segtu saja untuk review kali ini, selain durasinya pendek juga saya menonton satu episode dalam satu hari, setiap hari. ini membuat saya menonton secara step by step. Tidak sabar menonton episode 3-nya.
Awalnya agak ragu untuk menonton episode 1 nya, tapi pilot trailernya emang bagus banget woy, inti ceritanya belum nampak sih ya, episode 1 ini bener-bener orientasi banget ; pendahuluan untuk mengenalkan para tokoh, menurutku ada beberapa mainrole yang sebagiannya berfungsi sebagai filler cerita, tapi menurutku sangat cocok-cocok aja sih. Dari segi dialog dan warna, menurutku biasa aja ya, ada beberapa dialog yang "ini ngomongin apa sih"?? kek bgtu, mungkin nnti juga sadar sendiri kali ya setelah berjalannya episode. Tokoh utamanya menurutku punya karakter yang kuat, latar belakang kehidupan mereka juga sepertinya sangat bagus ya karena saling bersebrangan satu sama lain. Ada beberapa scene yang agak di luar konteks ya menurutku, seperti saat ibu-ibu dan dua orang mekanik membetulkan mobil yang rusak, ini seperti "hah?" wkkwkwkw, tapi gpp sih hiburan, biasanya series Phillipines memang seperti itu kan? saya tidak sabar untuk menonton episode 2 nya, series ini rilis setiap hari sabtu dan minggu jam setengah sembilan malam.
Kiyoi jadi tokoh utama di episode kali ini, suara hatinya?
Episode kali ini benar-benar membuat cerita menjadi jelas dan detail, dalam episode ini peran utama benar-benar berada di tangan Kiyoi, hampir semua scene difokuskan pada ucapan hati Kiyoi dan semuanya sangat berhubungan dan berkaitan dengan peristiwa-peristiwa dari masa lalu Kiyoi dan Hira sampai sekarang. Scene ini meningkatkan esensi cerita membuatnya menjadi jelas dan lebih bisa difahami serta meningkatkan detail. Na'as, scene ini menampilkan seorang pria baik hati Koyama, dia benar-benar menjadi pria yang patah hati, series ini memberikan satu episode dengan durasi pendek tentang Koyama yang mengetahui bahwa Hira menyukai Kiyoi, seketika menghancurkan hubungan Koyama dan Hira, padahal mereka terlihat sangat serasi di episode sebelumnya. Terlihat dari review episode selanjutnya, series ini sepertinya menggunakan bentuk "fast track" di endingnya, setelah ini ; episode terakhir akan rilis, menurutku isinya akan menjadi tahap resolusi untuk segala konflik yang terjadi, masa romansa Hira dan Kiyoi menurutku tidak ada untuk season 1 ini ; sangat di sayangkan, semua mungkin akan berakhir dengan bersamanya Hira dan Kiyoi, namun satu hal kecil yang mungkin harus ada di scene pada series ini, tolong buatkan Koyama scene yang bahagia, secara - dia adalah pria yang baik.
Entah kenapa aku membenci semua karakter di episode kali ini kecuali Pat, aku membenci semuanya termasuk Pak. Jeng sendiri. Entah kenapa aku merasa bahwa Pat benar-benar sendirian, semua orang menjadi manipulatif dan bergerak dengan kesadaran untuk melindungi diri mereka sendiri ; saya sangat kesal menonton episode kali ini. Dari segi dialog menurut saya episode kali ini punya pembahasan yang berat, scene yang terlalu di warp menjadi sangat padat dan beberapa detail menjadi berkurang, chemistry kurang karena tidak membahas apapun kecuali "rencana" yang berbelit-belit, saya lebih suka series ini membuat satu episode lagi sehingga episode kali ini tidak terlalu dipadatkan, saya melihat Pat dan Jeng putus karena "uang pelicin" Jeng dalam proyek Pat, scene ini bahkan tidak ditampilkan ~ lalu tiba-tiba putus begitu saja. hah? really?. Selain itu Jaab dan Jane sama sekali tidak punya kejelasan, dan sudah pasti hubungan mereka akan menjadi sebuah "fast track scene" jika good ending, dan nice one jika bad ending but someone want to get Jaab and Jane bad ending : really?. Ada beberapa orang yang bahkan entah kenapa menjadi muncul dan sangat penting di sini seperti asisten Jeng dan wanita senior berambut panjang yang "katanya" sering membuat bL series, mereka berdua bahkan menghilang di episode sebelumnya dan menjadi sangat kental di akhir-akhir episodenya. Episode kali ini menurutku sangat berat untuk ditonton, mungkin hanya bagian endingnya saja yang krusial karena itu benar-benar the great scene one - terutama ketika kita melihat pak president tersenyum jahat kepada Pat, sungguh ; kesal sekali. Dari Review next episode ini, terlihat jelas bahwa Pat membangun sendiri perusahaannya ; dari sini kita tahu bahwa series ini akan mengambil scene "fast track" untuk ending, sangat disayangkan, padahal ini adalah series yang bagus, namun ending yang seperti ini menurutku bukan sesuatu hal yang sempurna. mungkin dibutuhkan 2-3 episode tambahan "harusnya" untuk melengkapi cerita agar tidak terlalu padat dan terburu-buru, saya fikir 10-14 episode masih dalam tahap wajar untuk sebuah series. Saya akan menonton episode terakhir dan ini menjadi penghakiman akan rating series ini.
Episode kali ini sudah tidak menceritakan tentang masa SMA Kiyoi dengan Hira, melainkan menceritakan season baru Hira yang sekarang sudah berkuliah. Hira bertemu dengan teman baru bernama Koyama ; dan sepertinya Koyama punya perasaan kepada Hira. Inilah yang menjadi masalahnya, saya tidak begitu suka akan kehadiran Koyama, dia hadir kemudian membuat mainrole menjadi redup, dari segi chemistry dan kecocokan - secara menurut saya pribadi, Hira menjadi sangat cocok dengan Koyama, terlebih karena Kiyoi terlalu mendominasi keadaan, hal ini menjadi agak mengganggu untuk saya pribadi. Saya berfikir ke depannya ini akan menjadi cinta segitiga, namun tragis bagi Koyama, selain itu Series ini hanya punya 6 episode dan ini terbilang sangat pendek, ini bisa menjadi fast track atau ending gantung akhirnya, saya harap tidak begitu. Dari segi dialog episode kali ini penuh dengan monolog dan terkesan seperti orientasi baru untuk cerita, seolah-olah masa SMA benar-benar seperti season 1 yang baru saja selesai. Walaupun begitu, kualitas scene nya menurutku masih sama, namun ada beberapa masalah yang secara pribadi saya kurang begitu suka. Selain it, opening series ini tidak berubah, opening masa SMA seperti itu sudah tidak related lagi dengan scene-scene episode 4+ ini, saya akan melanjutkan episode 5nya segera.
Episode kali ini diawali dengan kesedihan dan "salah sangka" antara Tawan dan Mork, namun ini hanya berlangsung sebentar, ini terjadi karena effect "fast track ending". Main role lain seperti Nadia dan barista, kemudian Toy dan Boss ; kedunya memiliki good ending, mungkin hanya Toy dan Boss yang punya cerita yang pas dimulai dari orientasi, isi, konflik dan resolusi. Untuk Mayom dan Nadia, mereka punya orientasi yang bagus, namun sangat kekurangan isi, konflik yang terlalu berkabut serta fast-track resolusi. Untuk bintang utama Tawan dan Mork, mereka punya orientasi dan isi yang epic, namun konflik dan resolusinya terlalu fast track, agak disayangkan ya. Ending dari series ini menurutku benar-benar too much ideal alias endingnya terlalu happy ending - maksudku bukannya aku tidak mau ending yang happy ending ya, namun ini terlihat sangat ideal dan "seperti" tidak realistis, cenderung seperti drama banget dan "sangat ideal". Tidak masalah sih, oh ya, beberapa scene hilang di episode kali ini, padahal di review singkat episode 9 di ceritakan, seperti dialog Tawan dan Por, menurutku series ini punya cerita yang bagus ya terutama di bagian orientasi, namun sayang episode 10 ini sangat memberikan series ini sebuah cap "fast track" ending. rekomendasi? tetap masih rekomendasi dong....
Episode kali ini membahas mengenai Tawan yang mencoba untuk menjernihkan fikirannya dengan pulang ke kampung halamannya. Beberapa scenen memperlihatkan Mork yang gelisah dan kebingungan akan tawan yang tidak bisa dihubungi. Kemudian scene dilanjutkan dengan kebersamaan Tawan dan Mork di hiburan bermain, ternyata Mork mempunyai seorang anak laki-laki, ini sangat menggemaskan ketika Tawan mengetahui hal ini. Romansa episode kali ini menurutku sudah cukup bagus, dialognya agak membingungkan ya terutama jika diterjemahkan dari bahasa aslinya - dialog mengenai topik anak Mork memang agak rumit jika di terjemahkan, namun tak perlu khawatir karena menurutku dialognya dapat dimengerti dengan baik. Episode kali ini punya ending scene yang aku kurang begitu sukai, selain itu spoiler episode selanjutnya seperti memperlihatkan beberapa scene yang "meng-shorcut ending". Aku harap series ini punya ending yang jelas dan bermakna. Tidak sabar menonton episode terakhirnya besok.
Isi cerita selesai, sekarang memasuki tahap resolusi
Episode kali ini menjadi ending isi cerita Tawan dan Por, tapi series ini menampilkannya dengan cukup tragis. Pengalaman yang dialami oleh Tawan adalah pengalaman yang siapapun pasti tidak mau mendapatkannya. Mork, menjadi orang yang sangat baik untuk Tawan, dia bahkan membantu dan menyelamatkan Tawan dari keterpurukannya di episode kali ini. Selain itu Deck dan Cheep memberikan sebuah kata-kata bagus untuk episode kali ini yaitu: "yang membuat kita bisa bersama sangat lama sebenernya bukan hanya karena cinta, namun yang paling penting adalah kejujuran", ini sangat punya kesan dan life meaning yang bagus ya menurutku, penyampai-annya yang pas dengan kejadian yang dialami Tawan di sini menjadi sangat tepat dan pas banget, that is golden time. Series ini tidak memberikan kesempatan bagi Mork untuk langsung mengatakan cinta pada Tawan, dan menampilkan scene-scene puppy love yang banyak dan ini menurutku adalah bentuk cerita yang baik, sebagai contoh series step by step juga menyajikan bentuk cerita "perlahan" seperti ini. Vibes lain yang agak kurang di episode kali ini adalah mengenai insiden Tawan dan Por, hal ini terjadi karena penonton sudah terpaku pada hubungan Mork-Tawan, dibandingkan Por-Tawan ; hal lain adalah scene Por menjadi sangat sedikit, scene kebersamaan Por-Tawan menjadi semakin berkurang bersamaan dengan bertambahnya episode - faktor inilah yang membuat insiden Por-Tawan menjadi biasa saja, bahkan ; beberapa scene menyelipkan unsur komedi di dalamnya sehingga kesan sedih dan kaget menjadi kesan lucu dan mengundang Tawa. Saya tidak sabar menonton episode selanjutnya.
Baru masuk orientasi cerita Kawi dan Pisaeng yang sesungguhnya.
Episode enam ini menurutku punya pesan sederhana tentang "orientasi seksual" seseorang, walaupun punya scene dan dialog yang tidak banyak untuk topik seperti itu di episode kali ini ; namun menurutku pesannya sudah tersampaikan dengan baik. Untuk scene dan dialog, menurutku untuk episode yang satu ini agak berat dan melodrama ya, Kawi khawatir tentang ayahnya dan akan meminta bantuan kepada Ayah permai, series ini menurutku realistis ya karena menampilkan bentuk reaksi Kawi yang natural ketika dia merasa tidak enak meminta bantuan secara tiba-tiba kepada ayahnya permai. Selain itu ucapan Pisaeng yaitu "apakah sebegitu menyebalkannya untuk meminta bantuan", ucapannya itu menurutku ada benarnya ya, terutama kita sering kesal jika kita hanya meminta bantuan, namun setelah difikir ulang ternyata meminta bantuan bukanlah hal yang menyebalkan, justru dari sana kita bisa mengenal orang lain, dan merasakan rasa syukur - selain itu yang paling penting kita akan menyadari tentang baiknya berterima kasih. Episode ini memang agak berat namun punya rangkaian cerita dan life meaning yang bagus. Terakhir, menurut saya episode kali ini menekankan tentang bagian orientasi cerita yang sesungguhnya ; yaitu memasuki orientasi cerita Kawi dan Pisaeng, ini bukan hal yang aneh ya karena hanya tersedia 4 episode tersisa untuk series ini tamat. Tidak sabar ingin menonton episode selanjutnya.