Details

  • Last Online: 3 days ago
  • Gender: Male
  • Location: Indonesia
  • Contribution Points: 2,004 LV9
  • Birthday: March 14
  • Roles:
  • Join Date: August 11, 2022
My Ride Episode 7
0 people found this review helpful
Jun 30, 2023

Intens sekali yaaa kwkwkw

Episode kali ini menurutku punya scene romantis yang sangat intens, tidak hanya main role, namun guest dan support role juga dapet porsi yang banyak lhoo. Scene di awali dengan kiss gagal Tawan dan Mork, ini udah biasa ya karena sebelumnya di kereta gantung berputar juga begini, hanya imajinasi, namun episode kali ini bukan tentang imajinasi ; melainkan tentang sebuah noda di bawah mata Tawan dan Mork menyeka nya. Gemeszz!!. Satu hal bagus di episode kali ini adalah tentang paman Mork yang bernama Cheep, dia akhirnya menjelaskan dan menceritakan hubungan cintanya dengan deck, lucu banget ini - mereka berdua ditampilkan masih muda, namun menurutku ngakak, hanya menambahkan warna rambut hitam dan semua clear menjadi lebih muda, kwkwkw padahal menurutku mereka terlihat sama saja dengan umur yang jelas nyata, walaupun ada beberapa hal membuatnya memang terlihat muda. Cerita dan masa lalu Cheep dan Deck sangat menggemaskan dan out of the box, namun penggambarannya seperti kisah Tawan dan Mork, intinya menarik dan bagus. Untuk hubungan baristha dan dokter anak (Nadia) di episode kali ini tidak ada perkembangan apapun, untuk Toy dan Boss mereka menjadi lebih dekat dan lebih menggemaskan, padahal awalnya aku tidak terlalu tertarik dengan mereka. Namun, seiring berjalannya episode, mereka berdua menjadi sangat menggemaskan kwkwkw. Episode kali ini masih terus menggambarkan hubungan gelap Por dan selingkuhannya yang bahkan sudah berkonsultasi dengan Tawan, hal ini membuat Tawan stress, namun Mork selalu menghiburnya... waktu waktu ini membuat banyak scene dengan romansa bagus untuk Tawan dan Mork, saya tidak sabar menonton episode selanjutnya.

Read More

Was this review helpful to you?
My Ride Episode 6
0 people found this review helpful
Jun 29, 2023

Apik banget episode satu ini

Episode 6 dari series ini menurutku adalah episode yang paling apik dalam hal scene. Setiap pemain diberi jatah tayang yang adil ya menurutku. Ada satu hal yang menjadi main conflict utama dalam kerusakan hubungan Tawan dan Por, yaitu soal waktu - series ini seperti menggambarkan bahwa "waktu" adalah biang keladi dari segala kekacawan, kenyataannya harusnya tidak seperti itu, walaupun sebagiannya memang terjadi di dunia nyata - namun waktu sebenarnya bukanlah masalah utama, salah satu bentuk yang salah di episode kali ini adalah mengkambing hitamkan "waktu" dengan jatuh cinta kepada orang yang salah. Selain itu, scene ini memberikan dialog tentang Mork dan Tawan, dimana menurut teman Mork, Tawan berbuat baik kepada Mork bukan berarti dia suka, ini sangat memukul penonton ya terutama aku, ini membuat semua romansa yang terjadi seolah-olah menjadi semu seketika, namun hal ini memang realistis, dan memang sering terjadi di dunia nyata. Hubungan Nadia dengan Barista memang membaik ; namun hubungan dua orang ini tidak jelas. Main role lain yaitu Toy dan Bos menjadi lebih baik di episode kali ini dan memiliki life meaning yang bagus di antara yang lainnya menurut pribadi ya, Boss yang kurang suka bergaul dipertemukan dengan sosok orang yang santai dan enjoy_life able banget Toy membuat hubungan mereka menjadi terlihat lebih berwarna. Dari segi dialog sangat mudah dimengerti ya, alurnya bagus. Terakhir, Mork yang bertemu dengan Fern, sekarang sudah tidak merasakan kesedihan lagi - teman mork berkata bahwa itu adalah tanda Mork sudah move_on dan jatuh cinta lagi. Episode kali ini punya banyak dialog menggemaskan. Saya tidak sabar untuk episode selanjutnya.

Read More

Was this review helpful to you?
My Ride Episode 5
0 people found this review helpful
Jun 27, 2023

Loh kok mirip lakorn

Melanjutkan scene pasar malam yang berlangsung dari episode 4, kali ini My Ride sudah masuk ke dalam konflik cerita, dimana masing-masing main role memulai debut cerita inti mereka. Walaupun seperti itu, namun menurutku episode kali ini cenderung lambat dan malah mirip sinetron ; di mana Mork menemukan Por bersama kekasih gelapnya malam itu, terbengong dan kemudian dilanjutkan oleh Tawan yang menemukan Por tapi sedang tidak bersama pasangan gelapnya ~ tuh kan? lakorn banget kan?! Bentuk cerita seperti ini sangat sinetron banget. Selain itu, Scene di episode kali ini agak berat ya karena menampilkan beberapa adegan kekacauan, filler pun agak banyak terutama membahas mengenai 3 teman Mork yang menjadi pemain handal dalam permainan-permainan pasar malam itu. Dari segi alur menurutku agak rumit juga ya, walaupun masih dapat difahami namun semua main role berada dalam scene penting di tengah zona kekacauan membuat segalanya menjadi agak "mesh". Nuansa Tawan dan Mork semakin menggemaskan namun episode kali ini punya bentuk sad sceneary yang lebih kuat dibanding sceneary lainnya, episode ini terasa agak lambat dari episode lain, ini seperti episode pembuka konflik cerita, saya benar-benar ingin segera menonton episode selanjutnya.

Read More

Was this review helpful to you?
My Ride Episode 4
0 people found this review helpful
Jun 26, 2023

Episode dengan romansa cukup intense, sebagus itu woy!

Episode kali ini membahas mengenai Tawan yang berusaha memperbaiki hubungannya bersama kekasihnya Por, namun naas semua yang dia usahakan ternyata tidak membuahkan hasil, niatnya dia ingin berkencan dengan Por ; hanya saja Por ternyata terlalu sibuk, membuatnya cuti sendiri tanpa alasan yang jelas. Singkat cerita dia akhirnya meminta Mork untuk membawanya ke mana saja untuk menjernihkan mood dan fikirannya, di sinilah romansa Tawan dan Mork terjadi. Dari segi dialog mudah dimengerti ya, alurnya juga bagus dan jelas; episode kali ini sangat bagus ya menurutku karena tidak mengandung banyak filler, salah satu yang terungkap di episode kali ini adalah tentang pamannya Mork yang bernama Cheep yang terjadi seorang pria gay, Dek bukan saudaranya melainkan pasangannya, dia menceritakan secara langsung mengenai sorot mata Mork yang sama ketika memandang Tawan ; dia berkata bahwa sorot mata seperti itu sama sepertinya ketika dia memandang Deck ketika masih muda dulu ketika awal dia menemukannya. Selain itu mainrole lain juga memiliki ke majuan, terutama temannya Tawan yaitu Nadia (Dear) yang sekarang sudah mulai menjalin komunikasi dengan pak Barista, sedangkan Toy sekarang memperalat Boss katingnya itu - namun hal ini membuat mereka menjadi semakin dekat. dari segi warna, menurutku episode kali ini sangat coffee colour banget ya dengan perpaduan sorot lampu warna-warni dengan night scape yang bagus, selain itu romansa di episode kali ini sangat kuat dan intens, saya sangat menyukainya. Entah kenapa sorot mata Mork kepada Tawan memang sangat bagus, semua tingkah Mork yang memperlihatkan seseorang sedang denial menjadi nilai plus untuk karakter Mork sendiri, sedangkan untuk Tawan ; ketulusannya sangat kuat membuatnya menjadi karakter yang baik hati dan murah hati. Mork dan Tawan menurutku adalah bentuk pasangan yang ideal, selain karena latar belakang mereka yang sangat berjauhan, merekapun seperti pasangan yang saling melengkapi. Terakhir untuk Por sendiri, dia sepertinya memang sudah berpindah hati, namun pria yang bersamanya masih tanda tanya, aku fikir itu adalah dokter khamhan, itu hanyalah sebuah spekulasi saya sih, saya tidak sabar menonton episode selanjutnya, episode 5.

Read More

Was this review helpful to you?
My Ride Episode 3
0 people found this review helpful
Jun 25, 2023

Mulai kelihatan ceritanya mau dibawa kemana

Jujur sih aku nonton series ini dari awal, emang udh sebegitu sukanya aku ; terutama dari ceritanya. Episode kali ini fokus kepada "heart broken-nya" para pasangan di sini, walaupun ada yang terang-terangan dan ada yang masih "hidden scene". Ya, Hubungan Tawan dan Mork menjadi lebih dekat ya sekarang, setelah Mork merasa "cemburu secara denial" ketika melihat Tawan dan Por bersama, namun karena karakternya yang baik hati, akhirnya dia tetap tersenyum dan terus bahagia. Hal ini juga semakin bagus ketika pamannya Chep berkelahi dengan saudaranya Dek kemudian mereka akhirnya berbaikan dihadapan Mork, hal ini membuat Mork menyadari sesuatu - selain itu Fueang yang ternyata menanyakan sesuatu kepada Mork mengenai "apakah pernah menyukai sesama pria" membuat Mork sedikit melamun dan merasakan sesuatu, namun Mork masih dalam bentuk denialnya sendiri. Fokus kepada konflik, Nadia ternyata sudah patah hati karena dokter yang dia suka ternyata menyukai laki-laki juga, perjalanan cerita Nadia baru mulai di sini dengan seorang barista. Selain itu, Por ternyata bersama seorang pria lain yang biar kutebak, pasti ini adalah dokter Khanghan, tapi entahlah di episode kali ini dia hanya terlihat sepintas. Dari banyak scene episode kali ini, jelas bahwa orientasi series berakhir di episode 3 ini, dan memulai memasuki isi cerita yang sebenarnya. Dari segi dialog, mudah difahami ya, scene nya juga menarik, tidak membosankan dan mengandung beberapa komedi ringan, dari segi warna, sudah cukup ya. episode ini sudah cukup bagus menurutku, saya tidak sabar menonton episode 4 nya.

Read More

Was this review helpful to you?
My Ride Episode 2
0 people found this review helpful
Jun 24, 2023

Bagus dan unik banget sih menurutku ceritanya

Kisah mamang ojek sekarang semakin galau, namun episode kali ini mulai mengakhiri perasaan patah hatinya ; tentu saja, mamang ojek sudah menemukan cinta yang baru, walaupun cinta ini masih seperti bayang-bayang. Episode kali ini membahas mengenai Tawan yang akan menjadi peserta dance di acara yang diadakan oleh rumah sakit tempat dia bekerja, departemennya tidak terlalu terkenal, oleh karena itu temannya bernama Nadia mengajak Tawan dan beberapa teman magang untuk ikut menampilkan sesuatu yang spektakuler, salah satunya "ya itu, pertunjukan dance" yang dilakukan oleh Tawan dan anak magang lainnya ; sebelum masuk ke sana, Tawan harus membeli beberapa perlengkapan untuk memaksimalkan kontesnya itu, lalu dia menemui Mork dan memintanya untuk membantunya mencari barang-barang yang diperlukan. Dari segi dialog dan alur sangat mudah difahami ya, romansa-nya sangat dapet banget ya, dimulai dari hubungan Tawan dan Por yang harumnyaaa banget-banget + bucin parah dan ideal lah pokonyamah, sampai perasaan yang muncul ketika melihat Tawan dan mamang ojek bernama Mork ini ketika bersama, tatapan Mork sangat begitu tajam namun lugu, sangat menggemaskan dan memancarkan aura romantisme yang epic, selain itu senyuman Tawan kepada Mork membuatku meleleh, tertawa sendiri dan Aaa!! memunculkan perasaan bahagia, entah aku bingung harus memasangkan Tawan dengan Mork atau Dengan Por, karena keduanya uwu banget. Episode kali ini punya bentuk cerita yang menurutku berkesan ya terutama ketika Tawan menolong seekor anjing, dan reaksi Mork ketika mengetahui bahwa Tawan adalah seorang dokter, nuansa agak mengganggu adalah ketika salah satu dokter bertanya kepada Tawan tentang Mork (mamang ojek) yang berada di dalam ruang dokter, suster tersebut terlihat agak sinis dan ini membuat Mork agak tidak nyaman berada di sana, dan terlihat rendah diri, hal ini membuatku tidak nyaman juga ya seolah-olah Mork berbeda kelas dengan mereka, walaupun memang Mork berada di kelas yang berbeda dengan Tawan, seharusnya suster tersebut tidak sampai berkata seperti itu dengan mimik wajah yang sedikit "menyindir". Kisah dan karakter Mork juga aku sangat menyukainya, walaupun badannya kecil dan terlihat lebih pendek dari Tawan, namun dia orang yang rajin serta bekerja keras, penyabar dan menyenangkan, wajahnya sangat bercahaya - aku sangat menyukainya. Episode kali ini menurutku bagus ya ; saya ingin segera menonton episode 3 nya besok.

Read More

Was this review helpful to you?
My Ride Episode 1
0 people found this review helpful
Jun 22, 2023

Ga bisa sih ini, kwkwkw

Kesan pertama menonton di menit-menit pertama series ini sangat amat kuat yang romansanya, karena tiba-tiba saya dihadapkan dengan scene dua dokter yang seperti saling suka dengan banyak sekali dialog harum di dalamnya. Menceritakan Tawan yang merupakan seorang dokter, dia bertemu dengan kaka tingkatnya di rumah sakit dimana dia bekerja, padahal sudah lama dia dan kaka tingkat tidak saling bertemu. Kaka tingkatnya yang bernama Por ternyata bekerja di rumah sakit dimana Tawan mulai bekerja, dengan latar belakang yang baru ternyata Por sudah single, dan ternyata menyukai Tawan, Tawan sendiri sebenarnya sudah menyukai Por sejak Kuliah kedokteran ; namun sayang saat itu Por tidak single. Cerita berlanjut dari tokoh yang lain yaitu Mork, seorang driver atau nama gaulnya "ojek" dia mempunyai pacar bernama Fern, namun hubungannya dengan Fern bukanlah hubungan berbunga-bunga, hal ini membuat Fern memutuskan untuk putus dengan Mork, suatu waktu ketika Mork sangat sedih sambil menangis, datanglah Tawan yang ingin memesan jasa perjalan Ojeg, chemistrypun mulai terjadi antara Mork dan Tawan. (review film) ; untuk episode kali ini, menurutku dialognya sangat mudah dimengerti ya, alur ceritanya jelas walaupun memiliki alur campuran ; dari segi warna, tidak ada spesial, namun penyajian scenenya menurutku menarik, pemilihan aktornya pun menurutku pas, romansanya sangat harum dan dapet banget. Life meaning dari episode kali ini menurutku kurang ya, oh ya ternyata series ini punya dua support role dengan cerita mereka atau sebutan halusnya dua pasangan "filler", tapi tidak masalah ya, karena cerita merekapun cukup asik. Tapi saya agak bingung dan penasaran akan kelanjutan episodenya, karena ini akan menjadi bentuk cinta segitiga, namun sangat berbeda kelas, bagaikan bumi dan langit jika melihat Mork dan Tawan, namun hal ini mungkin bisa terjadi jika Por punya beberapa kesalahan fatal dan karakter tersembunyi dibalik tampilannya yang baik hati dan menyenangkan. Atau kemungkinan lain adalah takdir yang benar-benar menyatukan mereka, dan simpulan akhir adalah bad ending - namun probabilitas ini sepertinya sangat sulit diperoleh. Overall untuk episode satu ini bagus ya, saya sarankan untuk mengenal karakter dan pemainnya lebih jauh agar dapat menyaksikan series ini dengan optimal. Saya tidak sabar untuk episode 2nya.

Read More

Was this review helpful to you?
Jun 20, 2023

Akhir dari masa SMA

Sejujurnya aku bingung sama episode kali ini, entah sedih atau bagaimana jadinya ; semuanya sama porsinya seolah-olah menjadi netral. Di awali dengan membaiknya hubungan Hira Kazunari (hiki) dengan Kiyoi, serta beberapa masalah Kiyoi yang terjadi. Walaupun Kiyoi sempat mendapat masalah dalam kehidupan hirarki tertingginya di sekolah seperti mendapatkan bully-an tetapi itu hanya sebentar dan menurutku sangat tidak masuk, Kiyoi adalah seorang tokoh dengan perwatakan yang kuat sehingga ketika dia terkena bully-an teman-temannya, scene tersebut malah seperti scene "perkelahian". Hubungan Kiyoi dan Hiki semakin membaik dengan tersampaikannya perasaan Hiki kepada Kiyoi, respon Kiyoi seperti tidak menerima atau tidak menolak, namun dia sepertinya memang bisa menerima semuanya dengan netral. Namun yang saya sangat sayangkan adalah, momen Hiki dan Kiyoi di SMA berakhir begitu saja, mungkin adegan ketauan antara Kiyoi dan Hiki harusnya menjadi salah satu scene bagus, namun sayangnya series ini tidak memiliki cerita seperti itu. Dialog dan alurnya sama seperti sebelumnya mudah difahami ya, selain itu entah kenapa aku merasa episode kali ini terasa sangat cepat, apakah scene-scenenya punya bentuk cerita yang ringan ya sehingga tidak menguras banyak energi? review selanjutnya menampilkan Hiki sudah berkuliah, saya akan melanjutkan episode selanjutnya besok.

Read More

Was this review helpful to you?
Jun 19, 2023

Mengingatkan masa lalu

Pada awalnya, saya menganggap bahwa series ini hanya sekedar monolog sang tokoh utama yang kehidupannya tidak jelas mau dibawa kemana, namun itu semua hanya ada di episode satu. Episode dua ini mulai menarikku secara pribadi, walaupun monolognya masih ada, namun scene-scene lain yang lebih menarik malah lebih banyak, ini membuat bagian "monolog" menjadi pewangi alami untuk episode kali ini, rasanya seperti saya menghirup aroma bunga yang harum. Scene dan ucapan sang tokoh utama di episode dua ini mengingatkan tentang masa lalu saya, selain itu scene nya sangat nostalgia sekali ; saya ingat ketika awal menyukai seseorang di bangku sekolah menengah atas (SMA) perasaannya hampir sama, ya ; walaupun latar kehidupan sang tokoh dan aku benar-benar berbeda, aku malah seperti bintang, hanya saja aku tidak bisa jujur kepada semua orang, kondisinya saat itu sangat sulit bahkan untuk berkata "aku suka". Dari segi alur dan dialog sangat mudah difahami ya, banyak monolog yang indah menggambarkan perasaan-perasaan yang harum rasanya. Scenenya juga tidak membosankan, selain itu karena kita sudah mengenal para karakter dan latar-nya masing-masing, episode dua ini terasa sangat berbobot, saya suka sekali. Saya akan melanjutkan untuk episode 3 nya, dan bahkan bukan hanya ingin ; tapi saya sudah tidak sabar untuk menontonnya.

Read More

Was this review helpful to you?
Jun 18, 2023

Sangat mendrama banget

Entah latar belakang utama apa yang diberikan oleh series ini, namun sepanjang film sangat dipenuhi dengan suara monolog sang tokoh utama, seolah-olah si tokoh memang punya pemikiran yang masih "denial" bimbang akan segala hal. Tapi walaupun begitu saya pribadi cukup enjoy-able walaupun menurut saya series ini tidak punya konflik utama yang krusial. Banyak sekali scene yang sangat dramatis banget malah terlalu ber-drama, seperti ada beberapa bunga ketika Kiyoi masuk kelas, lalu perasaan Hira yang terlalu kaku di kelas; itu semua bagiku terlalu di buat-buat. Dari segi dialog menurutku mudah dimengerti ya, walaupun kebanyakan berisi monolog untuk episode kali ini. Beberapa scene juga agak mengganggu seperti "pembulian" dan pembawaan Hira dalam menjabarkan dirinya sendiri di dalam kehidupannya seperti orang yang putus asa atau pesimis. Saya akan melanjutkan series ini, terlebih karena durasinya yang pendek serta jumlah episodenya yang sedikit, membuat saya semakin penasaran, apa sih yang disajikan dalam series ini sebenarnya.

Read More

Was this review helpful to you?
Jun 17, 2023

Tidak esensial

Mohon maaf untuk para fans. tapi review yang satu ini berdasarkan opini pribadi. Series Our Skyy 2 ini jujur saya tidak menonton dari episode 1, saya mengawalinya dari My School President, kemudian berlanjut ke Never Let Me Go, lalu menuju ke Bad Buddy Series, A Tale of Thousand Stars, dan lain-lain ; diantara konsep Our Skyy yang lain, series Star in My Mind ini tidak punya irisan Multiverse dan menurutku ini sangat disayangkan. Selain itu, episode kali ini tidak esensial, dan malah memperburuk keadaan. Tidak esensial di sini adalah episode ini tidak membawa makna apapun baik untuk life meaning maupun seriesnya sendiri, isinya hanya bucin-bucin tambahan yang "uekkk" aku bahkan sebenarnya menonton dengan "skip-skip" untuk adegan Kleun dan Daoneua-nya karena menurutku ini sudah terlalu banyak dan membuatku mabuk. Selain itu, secara pribadi ; untuk bagian yang memperburuk keadaan adalah tentang Typhoon ; dia menjadi semakin memprihatinkan, move-onnya semakin sulit karena dihadapkan dengan keromantisan sang tokoh utama, selain itu ; Daoneua yang membantunya untuk menemukan pasangan menurutku sangat tidak membuat Typhoon bahagia, bahkan Typhoon sendiri tidak menemukan cinta-nya sendiri, dan satu hal yang aku agak kurang sreg adalah mungkinkah seorang Typhoon berpacaran dengan seorang wanita? bukan berarti tidak mungkin tapi ; Hey ?! Typhoon are you Gay ? or Bi ?. Dari segi dialog isinya bucin semua, dari segi warna pun flat seperti series aslinya. Tidak ada yang berkesan untuk Our Skyy 2 yang satu ini, 7 episode series aslinya menurutku sudah cukup dan hampir membuatku kekenyangan, sekarang ada series Our Skyy-nya yang bahkan menurutku tidak perlu ada karena isinya itu-itu aja, bahkan ; masalahnya atau konfliknyapun tidak ada.

Read More

Was this review helpful to you?
Jun 14, 2023

Romansa yang baru!

Episode kali ini di awali dengan kejelasan hubungan Pat dan Put, ini bagus sih menurutku karena dari beberapa konten yang saya temukan, para fans sedang gemas dan marah serta sedikit "julid" ketika Pat memiliki hubungan lagi dengan Put - selain itu adegan kissing keduanya memang mengundang kontroversi. Setelah itu scene akan dimulai dengan romansa baru antara Pat dan Jeng, mereka berdua sekarang lebih dekat namun dengan latar belakang bahwa Jeng menyukainya, beberapa scene dibuat sangat lucu, kelucuan ini semakin meningkat ketika scene menampilkan "pikiran" Jeng dan beberapa suara hati Jeng ketika bersama dengan Pat. Hal yang bagus di episode kali ini adalah bentuk "Hold" nya untuk menyatakan perasaan cinta, ini sangat menggambarkan mengenai "step by step" dari series ini. Dan yang paling gokil adalah "ternyata" Pat baru tahu bahwa Jeng adalah seorang Gay - so jadi selama ini Pat tidak bisa menyadarinya? sungguh? kwkwkw kocak banget. Aku sangat ingin menonton episode 9-nya terlebih karena review singkat eps.9 di episode 8 ini memang sangat menarik, walaupun saya terkenal spoiler "setitik" tapi gpplah ya kwkwkw. Main role lain tidak terlalu tersorot di sini, episode kali ini benar-benar terfokus pada Pat dan Jeng, walaupun hubungan Jaab dan Jane memang sedang tidak baik-baik saja bahkan di episode kali ini tidak ada kemajuan apapun untuk hubungan mereka berdua, sedangkan untuk Ae ; dia benar-benar seperti tenggelam di episode yang satu ini.

Read More

Was this review helpful to you?
Jun 12, 2023

Penuh romansa tapi konfliknya tidak krusial.

Sejujurnya series our skyy dari series star in my mind ini menurutku pribadi lebih bagus dari serial aslinya. Romansa antara Daoneua dan Khabkluen di sini sangat manis, over manis dan cenderung seperti menampilkan sesuatu hal yang "tidak realistis" menurutku apakah di dunia nyata benar-benar ada yang seperti ini? mungkin ada ya, tapi dimana saya menemukannya hahaha, sepertinya saya kurang cukup berpengalaman. Selain itu episode kali ini tidak punya konflik yang krusial, ini seperti tambahan episode yang tidak punya maksud apa-apa, jadi seperti episode tambahan yang dibuat dalam rangka hiburan dan tidak berpengaruh pada cerita aslinya. Selain itu, dari series our skyy yang lain, series yang satu ini tidak dipengaruhi oleh metaverse lain, sebagai contoh My School President dengan Reverse, Never Let Me Go dengan perjalanan waktunya ke masa lalu, Bad Buddy CrossTime dengan A Tale of Thousand Star, dan lain sebagainya. Series Our Skyy 2 untuk Star in my mind tidak mengalami perubahan metaverse, benar-benar orisinil dan organik. Hal yang agak kurang begitu aku suka adalah ketika Typhoon ternyata di sukai oleh Min, itu seperti terjadi begitu saja ; selain itu ketertarikan Typhoon terhadap Daoneua apakah tidak menggambarkan dia sebenarnya menyukai laki-laki? sebenarnya tidak ada yang salah sih dari itu, namun aku sebagai salah satu penggemar karakter Typhoon di series ini agak kurang bisa menerima itu. Saya akan melanjutkan seriesnya besok. Penasaran akan apa yang terjadi selanjutnya.

Read More

Was this review helpful to you?
Jun 10, 2023

Jumpa di drama curhatku episode 3

Hey, pasti udh pada nunggu ya aku curhat lagi di review episode kali ini, episode kali cukup sedikit ya yang bisa saya kutip, ya cuma dua sih. Tapi gpp ...-• Let's Start:Pertama, Pisaeng berkata kepada Kawi: "Saya pernah mengecewakan teman saya, dan saya tidak menebusnya".‣ Scene ini terjadi karena kawi berusaha menjauhkan diri dari Pisaeng, dia (Kawi) bahkan tidak mengerjakan kuis yang ditugaskan bersama-sama dan malah mengerjakan sendiri, padahal Kawi saat itu satu tim dengan Pisaeng ; Pisaeng pergi meninggalkan ruangan, kemudian Kawi mengejarnya.‣ Scene ini sebenarnya sangat mengingatkan aku dengan masa laluku, dan aku pasti melakukan hal yang sama jika aku dapat mengulang masa lalu, aku mengecewakan seseorang teman kelasku, aku bahkan benar-benar kehilangan dia sekarang ; walaupun sebenarnya dia ada, namun aku merasa seperti dia sudah meninggal - aku tidak bisa bahkan untuk menanyakan kabar atau segala sesuatu tentangnya, ini benar-benar sudah berakhir. Sejujurnya jika aku mengulang masa laluku, aku ingin sekali mengubah segalanya, aku benar-benar harus bersama dia dikala dia susah, senang; namun kenyataannya aku malah sering sekali mengabaikannya ; hal ini terjadi karena aku terpaku pada "nilai" dan menghilangkan semua masalah orang lain agar aku bisa fokus pada masalah aku sendiri, sekarang aku malah berfikir "masalahku" sebenarnya tidak terlalu krusial, aku lebih baik menunda masalahku dan membantu orang lain terutama temanku yang satu ini, sejujurnya aku menyukainya ; tapi aku selalu menghindari perasaan itu. Sangat kasian sekali diriku, jika aku melihatnya hari ini, aku melihat diriku benar-benar sangat bersedih dan kelelahan di masa lalu, aku ingin sekali menolongnya. Saat ini aku merasakan bahwa semua masalah yang aku hadapi dan terselesaikan bahkan tidak membawa kebahagiaan apapun padaku, ya begitulah, intinya sebenarnya dulu aku salah memilih.-• Lanjut:Kedua, Pisaeng berkata kepada Kawi: "Sejujurnya kamu ga perlu berpura-pura jadi orang lain, mereka akan menyukaimu ketika kamu jadi diri sendiri".‣ Scene ini terjadi karena Kawi masih kelaparan setelah makan bersama Pearmai, lalu dia (Kawi) makan bersama Pisaeng, di sini Kawi makan banyak sekali seperti seekor babi yang kelaparan, ketika Pisaeng berkata mengapa kamu lapar, Kawi mengatakan bahwa tidak mungkin dia makan banyak ketika bersama wanita (Pearmai), lalu dialog ini muncul.‣ Satu hal yang mengingatkan aku tentang ucapan Pisaeng ini adalah, ketika aku kuliah dulu aku tidak pernah jadi diri sendiri, aku selalu berusaha terlihat "seperti" bukan diriku, entah dihadapan dosen, maupun teman kelasku. Aku berusaha menghindari karakterku yang sesungguhnya, hal ini terjadi karena jika aku dekat dengan mereka karena mereka menganggapku "asik" maka aku akan kesulitan dalam memenuhi apa yang aku capai, seperti nilai dan mendapatkan banyak masalah, dulu aku selalu berfikir jika aku dekat dengan teman-temanku maka masalahku akan meningkat dan kuliahku akan hancur, kenyataannya adalah tidak seperti ini, saat ini di masa saat ini, jika aku ingin kembali ke masa lalu, aku ingin sekali menjadi diriku seutuhnya, aku sangat suka berteman, aku sangat suka mengobrol, aku sangat suka menjalin relasi, aku tidak peduli dengan masalah kuliahku karena aku yakin aku bisa menyelesaikannya, bahkan walaupun aku nambah waktu kuliah sampe bersemester-semester aku tidak peduli karena aku percaya akhirnya "kuliah" aku akan selesai. Aku ingin sekali jadi diriku sendiri di masa itu, andai aku punya kesempatan seperti Kawi, aku ingin sekali melakukan banyak hal dan banyak sekali perbaikan yang harus aku lakukan.-Episode kali ini memang agak banyak mengulang episode sebelumnya dengan penambahan beberapa detail cerita, namun tidak masalah sih, karena cerita utamanya tetap berjalan dengan baik. Alurnya sangat mudah difahami, dialognya luar biasa have a great meaning, dari segi warna menurutku tidak lagi spesial ya karena saya sudah terbiasa dengan komposisi warnanya, selain itu ; sekarang ceritanya semakin kompleks, konflik semakin jelas dan jalan cerita utamanya sudah jelas mau di bawa kemana, aku mungkin menjadikan series ini menjadi series terbaikku untuk tahun ini.‣ Aku seorang alumni kampus Universitas Pendidikan Indonesia, jurusan fisika tahun 2016 ; sedang menuliskan beberapa curhatan kecil, yang mungkin bisa sedikit mengobati rasa sedihku karena dulu aku tidak menjalani semua kenangan itu dengan "sebenar-benarnya jadi diri sendiri", hey, menyembunyikan jati diri dan bersikap palsu itu melelahkan. Satu hal dariku untuk episode kali ini "sesuatu hal yang dilakukan dengan kepalsuan, akan menghasilkan sesuatu hal yang palsu juga". Jadi, Jadilah diri sendiri ; bukan kamu yang harus menjadi apa yang orang lain mau, tapi kamu harus jadi diri sendiri dan kamu akan terkejut bahwa banyak yang akan menerimamu. PPkrist here,

Read More

Was this review helpful to you?
Jun 5, 2023

Mohon maaf tapi orientasi yang membosankan.

Series ini menceritakan tentang dua main role utama, yaitu Phob dan Nut. Oke lah awalnya saya benar-benar sulit membedakan mereka berdua terutama dari segi visual untuk mencari tahu sebenarnya siapa sih orang yang sedang menangis di detik-detik pertama episode ini, dan ternyata itu adalah Phob, orang yang lebih tinggi badannya dari Nut. Dari segi dialog, mudah difahami ya tapi kekurangan makna, menurutku pribadi ya ; episode kali ini tidak punya latar belakang cerita yang jelas, semua cenderung lebih banyak dengan filler sehingga menyebabkan rasa bosan ketika menontonnya. Jujur, selama 40 menit saya menonton ini tanpa skip saya tidak menemukan dimana konfliknya, atau "seperti" apa sih yang cerita ini akan bawakan? , latar belakang tokoh juga tidak terlalu berkesan, chemistry keduanya belum terlihat, hanya Nut saja yang terlihat punya romansa dan chemistry kepada Phob, tapi Phob sendiri seperti bermain peran sendiri, menjadi dirinya sendiri, di dunianya sendiri - Apalagi ketika dia mengatakan bahwa dia ingin mengesankan seorang gadis, bahkan Nut sendiri "ceritanya" bersedih - tapi karena chemistry mereka memang belum terbentuk maka scene ini seperti scene biasa saja. Warna yang ada di series ini sampai saat ini menurutku berwarna sepia dengan intensitas yang rendah sehingga cenderung memiliki warna dengan saturasi yang rendah, serta dengan effect warna sweet. Overall saya masih belum bisa berkomentar banyak, namun menurutku emang episode satu ini secara overall bagi saya cukup membosankan.

Read More

Was this review helpful to you?
`